Bagaimana
rasanya menjadi seorang prajurit Negara? Nah, pada LKMM Lapangan ini kami
bermalam di basecame TNI. Menjalani kehidupan ala-ala TNI dan merasakan
makanannya TNI yang porsinya Subhanallah banyak sekali, bangun pagi dan tapi
untungnya tidak disuruh lari-lari keliling lapangan.
Sabtu,
07 April 2018
Kami bangun lebih pagi dari biasanya. Bahkan ada temanku
yang bangun jam 3. Setelah bangun, mandi, siap-siap, shalat subuh kami langsung
berangkat menuju Fakultas Teknik Banjarbaru. Disana tidak boleh memarkir
kendaraan, oleh karenanya kami memarkir kendaraan di kos teman kami yang dekat
dengan lokasi. Lalu menuju FT itu dengan jalan kaki. Jam enam pagi kami harus
sudah standby disana. Hari masih
gelap, namun sekitar jam setengah enam kami tiba, peserta yang lain sudah
padat. Sangat antusias sekali mereka pemirsah. FT bukan tempat kegiatan
dilaksanakan, disini kami hanya dikumpulkan untuk menunggu transfortasi ke
SECABA (Sekolah Calon Bintara) Gunung Kupang.
Sekitar satu jam menunggu beberapa buah mobil polisi dan truk datang.
Kami berjejer rapi di dalam mobil dan sepanjang jalan menyanyikan lagu
nasional. Pengendara jalan raya lain
hanya geleng-geleng kepala melihat kami yang mengenakan helm safety, slayer,
baju lkmm-td dan celana training.
Perjalanan hanya memakan waktu 20 menit. Setelah itu kami
langsung dibariskan di lapangan SECABA untuk melaksanakan upacara pembukaan. Di
tengah cuaca yang sangat panas, banyak peserta yang hampir pinsan dan memilih
untuk beristirahat di belakang. Selesai
upacara adalah Ishoma. Nah, ini dia pengalaman pertama saya makan sepeeri ini.
Kami disuruh berbaris lalu mengambil nampan untuk makan. Nasi, sayur dan ikan
dikautkan sehingga tidak bisa mengatur kuantitasnya. Makannya pun kami harus
bersamaan sampai semua peserta mendapatkan bagiannya dan duduk rapi. Selesai
makan peserta diarahkan ke mushola bagi yang muslim dan bagi yang non
muslilm melaksanakan ibadah di gazebo.
Kemudian kami istirahat sebentar di barak lalu dilanjutkan berkumpul
dilapangan lagi untuk melakukan foto bentuk huruf. Foto apa namanya ya, sebut
saja foto kekinian dah.
Gerimis mulai turun sebentar lalu berhenti lagi. Kumandang
azan di mushola terdengar lagi. sontak semua peserta yang muslim kembali
melaksanakan sholat dan bagi wanita yang sedang halangan dan yang lainnya dapat
bersantai di barak. Cukup lama breaknya kali ini, karena kebetulan juga hujan.
Sore itu peserta hanya mondar-mandir, ada yang mandi, ada yang berbincang-bincang,
ada juga yang tertidur kelelahan termasuk saya.
Setelah bangun tidur sekitar jam setengah enam saya langsung mencari
toelet. Dan sangat luar biasanya, udah diujung ternyata antriannya panjang
sekali. Dan dalam keadaan menahan
“itu” aku bersabar menunggu giliran.
Selanjutnya peserta melakukan sholat Maghrib dan Sholat Isya. Tapi selang
antara waktu Maghrib dan Isya kami dibariskan untuk menerima konsumsi masih
dengan cara yang sama, “ala-ala TNI”.
Kami berjalan menuju barak masing-masing, yang tentunya
barak pria dan wanita dipisah. Di barak kami mempersiapkan peralatan yang harus
dibawa saat jurit malam. Ini dia momen yang sangat krusial dan menegangkan.
Yang pernah ikut kemah pramuka dan ada juga kegiatan jurit malamnya pasti sudah
tidak akan terejut lagi dengan jurit malam dan apa saja yang akan terjadi saat
itu, dan juga kami akan di “apai” saja. Peserta masih memakai bajuseperti siang
tadi, namun kali ini dilengkapi dengan jaket tebal dan kaos kaki bola. Membawa
godiie bag yang isinya sama seperti biasa ditambah dengan lotion anti nyamuk
dan senter. Mula-mula peserta dibariskan perkelompok, sedangkan bagi yang sakit
dikelompokkan terpisah yang disana dikawal oleh TNI dan tim medis. Kami diberi
arahan-arahan sebelum berangkat.
Keberangkatan dibagi perkloter juga setiap kelompok dibagi lagi menjadi dua tim
sehingga satu tim hanya terdiri sekitar delapan sampai dua belas orang.
Di pos keberangkatan kami diberi tugas yaitu setiap orang
diberi satu kata yang nantinya akan disusun selama perjalanan ke pos lain dan
hasilnya diserahkan di pos lima. Aku dan teman setimku berangkat dengan pelan,
karena selain gelap jalannya juga becek karena habis hujan. Penerangan hanya
berasal dari lampu senter dan sebuah lampu emergensi. Di pos pertama adalah pos
keagamaan. Kami diberi materi tentang toleransi. Di pos ini masih terbilang
aman, kami tidak terkena hukuman dan teriakan yang berarti. Lanjut ke pos dua
suasana sedikit mencekam. Karena salah satu tujuan dari jurit malam ini adalah
untuk menguatkan mental, maka dari itu kakak-kakak panitia benar-benar menguji
mental kami dan bagaimana sikap kami saat menerima tekanan. Di pos dua adalah
pos logika dan penalaran. Kami diajak untuk berfikir kritis di pos ini. Sama
halnya dengan pos dua, di pos tiga yaitu tentang kepemimpinan mental kami kembali diguncang terutama bagi ketua tim
terkait keputusan-keputusan apa yang mereka ambil. Perjalanan dilanjutkan ke
pos empat yang merupakan pos Organisasi dan Pasca Organisasi yang
orang-orangnya adalah para alumni organisasi. Ada sekitar lima belas orang yang
ada disana. Satu Tim yang telah dipisah, dipecah lagi menjadi tiga dan dua
orang. Dimana tiap-tiap pemecahan tersebut diberikan materi tentang pentingnya organisasi. Kami lanjut lagi
hingga ke pos lima. Dan di pos ini merupakan pos yang paling berkesan bagi
saya, dimana ketika cewek yang ada di kelompok saya diperintahkan untuk
berbaring diatas lumpur. Salah satu anggota di di kelompok kami tersebut tidak
terima dengan intruksi dari kakak panitia terhadap cewek-ceweknya. Dia membela
habis-habisan, sampai saking belanya ia tidak diizinkan untuk ikut melanjutkan
perjalanan alias ditinggal di pos lima. Ketua diharuskan memilih untuk
melanjutkan perjalanan tanpa anggota tersebut atau satu kelompok tidak lulus.
Sontak kami langsung syok. Bagaimana mungkin kami tega harus meninggalkan salah
satu teman kami. Akhirnya dengan pertimbangan yang panjang, kami melanjutkan
perjalanan tanpa “dia”. Hatiku rasa tersayat, mana jiwa kesetiakawanan sebagai
suatu kelompok. Bahkan ada salah satu cewe dikelompok kami yang menangis tak
tega. Seperti kata Uchiha Obito orang
yang gagal dalam tugas adalah sampah, namun orang yang meninggalkan temannya
lebih buruk dari sampah. Tapi untungnya setelah kejadian itu kelompok kami
bertambah solid. Aku percaya bahwa setiap masalah pasti ada hikmahnya.
Kami sampai di depan barak dan berbaris sambil menunggu
kelompok lain datang. Setelah semua terkumpul, sekitar jam 02.00 AM kami
melakukan renungan. Di momen seperti ini yang seharusnya momen yang
sedih-sedihnya, tapi karena kantuk yang datang menghampiri, eaa, sepertinya
saya ketiduran dan tidak mendengar apa yang dikatakan kakaknya. Hanya sebagian
yang terdengar, sehinngga momen sedihnya kurang dapat. Jam 02.30 AM acara
selesai untuk hari ini. Saat memasuki barak, aku langsung saja berbaring di
atas matras dan tertidur.
Teriakan-teriakan keras membangunkanku. Peserta lain
mondar-mandir gelabakan. Aku bingung sedang apa mereka. Nyawa masih belum
kembali seutuhnya, setelah sebentar duduk di matras dan mulai connect dengan keadaan, aku baru sadar
ternyata kami dibangunkan oleh panitia untuk melakukan senam pagi. Kami diharuskan
bergegas, langsung saja aku mengambil goodie
bag, memasang helm safety dan slayer yang entah ada di mana, lalu langsung
kelapangan. Yang lain sudah berbaris
rapi. Aku ikut nyampring dengan barisan kelompok Teuku Umar tercinta.
Senam dipimpin oleh seorang instruktur senam dari pihak
TNI. Sekitar setengah jam senam, azan berkumandang. Kami diarahkan ke mushola
untuk melaksanakan Shalat Subuh. Usai Shalat subuh makan lagi dan dilanjutkan
dengan outbond. Ada dua macam jenis permainan tapi permainan yang pertama hanya
dilakukan oleh peserta laki-lakinya dan peserta perempuannya hanya jadi supporter.
Outbond selanjutnya semua gender diizinkan untuk ikut. Outbond yang sangat
menara menurut saya, dimana harus terjun dari menara yang lumayan tinnggi menggunakan
tali. Selesai outbond, kami makan lagi makan lagi. Kemudian ibadah lagi. Lalu
bersih-bersih. Setelah itu pulang ke
Fakultas Teknik.
Setiap situasi buruk yang menimpa pasti ada sisi
positifnya. Bahkan jam dinding yang rusak sekalipun akan menunjukkan waktu yang
tepat selama dua kali sehari. Maka tetaplah berfikir positif dalam hidup. Allah
Maha Tau apa yang terbaik buatmu.