This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 25 Maret 2018

Kesan dan Pesan LKKM-TD 2018 H-3 Universitas Lambung Mangkurat


LKMM-TD H-3
24 Maret 2018
           Jika kemaren LKKM hari kedua berbeda, hari yang ketiga ini lebih berbeda lagi. Tidak ada materi-materian, tidak ada duduk-dudukan yang bisa bikin bokong menjerit.  Dengan mengangkat tema “Mahasiswa juga masyarakat” peserta LKMM diajak terjun langsung ke masyarakat di desa Cempaka, Banjarbaru. Pakaian yang digunakan pun terbilang simple, yaitu mengenakan baju engineering ID dan celana training, dan bagi seorang muslimah yang berhijab memakai jilbab hitam.
Untuk mencapai lokasi yang ditentukan, peserta menggunakan sepeda motor sebuah berdua. Kalau bertiga, cabe-cabean, jadi tidak boleh. Pemandangan jalanan yang tidak terlalu ramai kendtiba-raan tiba-tiba membangkitkan hasrat dalam diriku. Hasrat akan kecintaan mendatangi tempat-tempat baru yang belum pernah aku datangi. Aku cukup menikmati perjalanan ini. Karena tidak seperti perjalanan biasanya yang hanya ada satu atau dua orang, kami disini berangkat rame-rame, atau istilah yang tidak aku mengertinya adalah kompoi. Silahkan translate sendiri, pemirsah.
             Sebelumnya, kami sudah diwajibkan membawa sapu lidi, cangkul, clurit, sekop, dan alat-alat kebersihan lain untuk digunakan sebagai senjata pengabdian kami. Setiap kelompok LKMM-TD juga telah ditentukan area mana yang harus dibersihkan. Dan kelompokku tersayang, kebagian daerah perumahan yang cukup padat. Jarak antar rumah sangatlah dekat. Tentunya merupakan alokasi perumahan yang kurang baik menurut ayah saya si pengamat lingkungan terkenal di jagat raya, namun sayangnya tidak diakui beliau sebagai anak.
Hal yang kami berikan pada warga bukanlah sesuatu yang berarti. Hanya sekedar membersihkan sampah dan rerumputan yang tentunya bisa mereka lakukan sendiri. Jadi bisa dibilang, kami yang harus berterimakasih kepada mereka, sudah diizinkan untuk memasuki “rumah” mereka dan secara tidak langsung mengajarkan kepada kami arti sebuah keikhlasan tanpa memandang apa yang diberikan dan apa yang diterima. Kadang, senyum dari warga dan antusiasme mereka dalam menyambut kami, menyentuh hati kecilku. Inilah apa yang dinamakan “warga”, sebuah komunitas kecil yang mau menerima kedatangan kami, si “bukan siapa-siapa” ini. Teruntuk mereka, terimakasih.
         Kegiatan berakhir sekitar pukul 11.30. Kami diarahkan kembali ke fakultas teknik. Sambil menunggu semua peserta terkumpul seluruhnya, kami dipersilahkan istirahat di dalam barisan. Mendengar yel-yel dari dua kelompok sambil berbagi makanan. Padahal baru beberapa kali bertemu teman sekelompok namun sudah terasa sesolid ini. Ka BE’EM dan panitia, salah satu tujuan program yang kalian rencanakan dengan hati yang matang telah terealisasikan. Percaya tak percaya, ada beberapa orang yang sudah merasakan sensasi berkumpul kelompok seperti berkumpul dengan keluarga.
          Pelajaran yang dapat dipetik kali ini, tidak ada pelajaran yang dapat dipetik! Karena yang dipetik itu buah dan sayur. Pelajarannya, kami diajak untuk merasakan atmosfir di masyarakat, karena kelak “tempat” itulah yang akan kami tuju. Bukan sekedar prodi tambang – pada “tambangnya” atau prodi kimia pada “lab” nya, melainkan masyarakat itu sendiri. Suatu lingkungan yang keras, dan apabila tidak mampu melewati tidak ada kata kasihan untukmu. Etika seperti apa yang membuat seseorang bertahan? Aku masih penasaran dengan jawaban atas pertanyaan itu. Jawabannya ada di depan mata.

Kau dapat melupakan orang yang tertawa bersamamu, tapi jangan pernah melupakan orang yang menangis bersamamu.
               

Jumat, 23 Maret 2018

Kesan dan Pesan LKMM-TD 2018 H-2 Universitas Lambung Mangkurat


Hari kedua LKMM-TD
20 Maret 2018
                Disini kami diwajibkan memakai baju sasirangan. Ya,  kain sasirangan yang merupakan kain khas Kalimantan Selatan. Selain itu, pelaksanaannya juga tidak berada di Fakultas Teknik, melainkan di gedung Bina Satria. Nuansa baru berbalut dengan cerita baru. Peserta diwajibkan datang 30 menit lebih awal  dari hari hari pertama. Untuk acaranya sendiri  terdiri dari talkshow dan forum grup discussion.
                Aku sangat senang ketika mengetahui salah satu narasumber dari talkshow tersebut adalah Kak Agus Sasirangan, yang merupakan idola aku semenjak beliau tampil di acara master chef. Dan yang lebih mengesankannya lagi dengan cerita perjalanan hidup kak Agus yang sangat menginspirasi. Kerendahan hati memancar dari cara beliau bercerita. Bertambahlah kekagumanku kepada beliau.
                Talkshow berikutnya bertema tentang “Tebar Pesona”. Bukan tebar pesona dalam arti yang denotasi tapi itu merupakan kepanjangan dari tekan bersama permasalahan sosial dan narkoba. Ya, tahulah yang namanya anak muda, kalau disuguhkan dengan materi yang sejenis itu hanya beberapa persen saja yang mendengarkan dengan seksama, sisanya  kaum-kaum jahiliah laknat seperti saya melakukan aktivitas yang lain. Ngupil lah, tidur lah, mengerjai teman lah. (sebelumnya maaf kepada BEM dan seluruh panitia karena tulisan ini terlalu jujur).
                Acara kedua adalah FGD.  Setiap kelompok diwajibkan mengirim tujuh orang delegasi untuk mengikuti acara tersebut. Tema yang diangkat pun bermacam-macam, dan menurut saya tema yang paling menarik adalah mengenai “Lulus tepat waktu atau lulus diwaktu yang tepat”.  Dari awal saya berharap tema tersebut dapat menariksebuah perdebatan yang sengit. Namun, diskusi tetap berjalan sewajarnya dengan suasana yang anget-anget panas.
                Setelah semua rangkaian acara selesai, kami dipersilahkan pulang. Banyak pelajaran yang aku dapat kali ini. Terutama kepedulian pada teman sekelompok maupun lingkungan sekitar. Semoga dengan adanya LKMM-TD ini, aku bisa menjadi pribadi yang lebih percaya diri, berani mengambil resiko dan tentunya memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Saya memang seseorang yang melangkah dengan lambat, tetapi saya tidak akan pernah berjalan mundur ke belakang.

Kata mutiata
Perjalanan sejauh rubuan mil pasti dimulai dengan satu lanngkah.

Bonus
Jika kau dilempar batu oleh seseorang, janganlah membalasnya melempar balik dengan batu, tapi balaslah dengan melempar bunga kepadanya. Tapi usahakan potnya ikut juga :)



Kamis, 15 Maret 2018

Kesan dan Pesan LKMM-TD Universitas Lambung Mangkurat


Apa itu LKMM-TD?
LKMM-TD adalah singkatan dari latihan kepemimpinan manajemen mahasiswa tingkat dasar. 

09 Maret 2018 pukul 20.15 PM
“Pergilah nak, Ibu merestui, dan do’a Ibu menyertai.”
Sejenak aku seperti melihat seulas senyuman dari suara lembut yang keluar dari speaker handphone. Senyuman itupun menular padaku. Dengan hati yang mantap dan tak ada keraguan, aku Rahimanisa siap untuk mengikuti LKKM-TD.  Terimakasih Ibu.

Lamunanku buyar, ketika mendengar teriakan dari teman-teman serumahku. Mereka tengah asik mempersiapkan segala keperluan buat besok. Tak mau ketinggalan, aku pun ikut nyampring dengan mereka. Menyetrika pakaian, memasukkan segala keperluan kedalam goodie bag, dan yang paling aku ingat, menulis 750 kata di jurnal dalam semalam. Menyenangkan. Haha, tapi bohong.

H-1 sebelum LKMM-TD. Aku sangat menikmati momen ini. Bercanda dengan yang lain, berbagi cerita, mengetahui kebiasaan masing-masing, bahkan menertawakan hal yang tak penting. Kalau ada yang bilang pertemanan hanyalah gudang sandiwara, mungkin orang yang mengatakan hal tersebut terlalu banyak makan micin. Ya, micin. Orang itu hanya belum menemukan orang-orang seperti kalian, teman-temanku. Dan detik ini, aku do’akan ia menemukannya. Dan untukmu, “teman” yang aku beri tanda kutip, terimakasih. Entah angin apa yang membawanya, tiba-tiba muncul di depan rumah. 

00.00 - BolPoin snowman V-5 menari gemulai di atas kertas putih tanpa garis. Terlihat beberapa orang gadis tengah bergelut dengan bahan tulisan dengan kening yang mengerut. Beberapa keluhan halus kadang keluar dari mulut mereka. Mata yang sudah mulai memerah karena mengantuk saling beradu. “Mau menyerah?” tidak. Karena kita anak teknik.

10 Maret 2018 pukul 06.30 AM
Plaza teknik menguning. Helm safety yang sudah menjadi ciri khas anak-anak engineer tampak mengkilat disapa matahari pagi. Raut muka yang harap-harap cemas masih melekat. Bisa dikatakan berasa PKKMB untuk yang kedua kalinya. Namun kali ini lebih santai. Tidak banyak suara-suara “indah” yang menginging di telinga. Tak banyak yang kuingat disini, karena termasuk seseorang yang memiliki ingatan terbatas. Saya kembalikan pada sang narator.

09.00 AM - Peserta LKMM-TD diarahkan ke aula teknik yang berada di lantai tiga. Dengan terkantuk-kantuk Nisa mengikuti arahan tersebut. Langkahnya gontai saat menaiki tangga. Wajahnya yang seperti orang tidak mandi tiga hari  tersenyum hangat pada rekan sekelompoknya. TAMAT. 

        10.00 AM – Yaelah si narator kaga niat amat bantu nyeritain. Kembali bersama saya Rahimanisa, pada jam segini adalah momen yang ngantuk sengantuk-ngantuknya. Mungkin beberapa orang setuju dengan pendapat saya yang satu ini. Padahal jika dilihat dari materi yang disuguhkan cukup menarik. Untungnya, untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, panita menyelingi dengan penyajian yel-yel dari berbagai kelompok. Sungguh mulia sekali hati mereka.

           Satu lagi. Hal yang berkesan adalah ketika detik-detik menjelang kematian pulang. Disana peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat. Suasana mulai memanas. Saya sangat mengapresiasi teman-teman yang berani mengeluarkan kritik dan saran. Terlebih pada teman yang mampu membalut kritik yang membangun dengan mengedepankan rasionalitas dan mengesampingkan emosional pribadi. Orang-orang seperti inilah yang teknik cari. Orang-orang yang seperti inilah yang Universitas Lambung Mangkurat inginkan. Orang-orang yang seperti inilah yang kau dan aku perlukan untuk bersama-sama mengubah dunia. 

                Bonus kata, “kami diberi makan.”

Epilog
                Terimakasih kepada semua pihak yang membantu sehingga tulisan ini dapat dipublikasikan tanpa terkendala kuota. Terimakasih juga saya ucapkan kepada seluruh panitia yang telah mencurahkan fikiran dan tenaganya sehingga LKMM-TD tahun 2018 ini dapat terlaksana. Terimakasih juga kepada teman-teman yang sudah mau membaca mendo’akan saya mejadi cakep. 

Rangkaian acara LKMM-TD pertama lancar, karena do’a salah satu ibu seseorang terkabul.

Jangan katakan pada Allah, “Aku punya masalah yang besar”, tetapi katakanlah pada masalah, “Aku punya Allah Yang Maha Besar”. – Ali bin Abi Thalib