Minggu, 15 April 2018

LKMM-TD 2018 Kegiatan Ke-5 Universitas Lambung Mangkurat

Bagaimana rasanya menjadi seorang prajurit Negara? Nah, pada LKMM Lapangan ini kami bermalam di basecame TNI. Menjalani kehidupan ala-ala TNI dan merasakan makanannya TNI yang porsinya Subhanallah banyak sekali, bangun pagi dan tapi untungnya tidak disuruh lari-lari keliling lapangan.

Sabtu, 07 April 2018
Kami bangun lebih pagi dari biasanya. Bahkan ada temanku yang bangun jam 3. Setelah bangun, mandi, siap-siap, shalat subuh kami langsung berangkat menuju Fakultas Teknik Banjarbaru. Disana tidak boleh memarkir kendaraan, oleh karenanya kami memarkir kendaraan di kos teman kami yang dekat dengan lokasi. Lalu menuju FT itu dengan jalan kaki. Jam enam pagi kami harus sudah standby disana. Hari masih gelap, namun sekitar jam setengah enam kami tiba, peserta yang lain sudah padat. Sangat antusias sekali mereka pemirsah. FT bukan tempat kegiatan dilaksanakan, disini kami hanya dikumpulkan untuk menunggu transfortasi ke SECABA (Sekolah Calon Bintara) Gunung Kupang.  Sekitar satu jam menunggu beberapa buah mobil polisi dan truk datang. Kami berjejer rapi di dalam mobil dan sepanjang jalan menyanyikan lagu nasional.  Pengendara jalan raya lain hanya geleng-geleng kepala melihat kami yang mengenakan helm safety, slayer, baju lkmm-td dan celana training.

Perjalanan hanya memakan waktu 20 menit. Setelah itu kami langsung dibariskan di lapangan SECABA untuk melaksanakan upacara pembukaan. Di tengah cuaca yang sangat panas, banyak peserta yang hampir pinsan dan memilih untuk beristirahat di belakang.  Selesai upacara adalah Ishoma. Nah, ini dia pengalaman pertama saya makan sepeeri ini. Kami disuruh berbaris lalu mengambil nampan untuk makan. Nasi, sayur dan ikan dikautkan sehingga tidak bisa mengatur kuantitasnya. Makannya pun kami harus bersamaan sampai semua peserta mendapatkan bagiannya dan duduk rapi.  Selesai  makan peserta diarahkan ke mushola bagi yang muslim dan bagi yang non muslilm melaksanakan ibadah di gazebo.  Kemudian kami istirahat sebentar di barak lalu dilanjutkan berkumpul dilapangan lagi untuk melakukan foto bentuk huruf. Foto apa namanya ya, sebut saja foto kekinian dah.

Gerimis mulai turun sebentar lalu berhenti lagi. Kumandang azan di mushola terdengar lagi. sontak semua peserta yang muslim kembali melaksanakan sholat dan bagi wanita yang sedang halangan dan yang lainnya dapat bersantai di barak. Cukup lama breaknya kali ini, karena kebetulan juga hujan. Sore itu peserta hanya mondar-mandir, ada yang mandi, ada yang berbincang-bincang, ada juga yang tertidur kelelahan termasuk saya.  Setelah bangun tidur sekitar jam setengah enam saya langsung mencari toelet. Dan sangat luar biasanya, udah diujung ternyata antriannya panjang sekali.  Dan dalam keadaan menahan “itu”  aku bersabar menunggu giliran. Selanjutnya peserta melakukan sholat Maghrib dan Sholat Isya. Tapi selang antara waktu Maghrib dan Isya kami dibariskan untuk menerima konsumsi masih dengan cara yang sama, “ala-ala TNI”.

Kami berjalan menuju barak masing-masing, yang tentunya barak pria dan wanita dipisah. Di barak kami mempersiapkan peralatan yang harus dibawa saat jurit malam. Ini dia momen yang sangat krusial dan menegangkan. Yang pernah ikut kemah pramuka dan ada juga kegiatan jurit malamnya pasti sudah tidak akan terejut lagi dengan jurit malam dan apa saja yang akan terjadi saat itu, dan juga kami akan di “apai” saja. Peserta masih memakai bajuseperti siang tadi, namun kali ini dilengkapi dengan jaket tebal dan kaos kaki bola. Membawa godiie bag yang isinya sama seperti biasa ditambah dengan lotion anti nyamuk dan senter. Mula-mula peserta dibariskan perkelompok, sedangkan bagi yang sakit dikelompokkan terpisah yang disana dikawal oleh TNI dan tim medis. Kami diberi arahan-arahan sebelum  berangkat. Keberangkatan dibagi perkloter juga setiap kelompok dibagi lagi menjadi dua tim sehingga satu tim hanya terdiri sekitar delapan sampai dua belas orang. 

Di pos keberangkatan kami diberi tugas yaitu setiap orang diberi satu kata yang nantinya akan disusun selama perjalanan ke pos lain dan hasilnya diserahkan di pos lima. Aku dan teman setimku berangkat dengan pelan, karena selain gelap jalannya juga becek karena habis hujan. Penerangan hanya berasal dari lampu senter dan sebuah lampu emergensi. Di pos pertama adalah pos keagamaan. Kami diberi materi tentang toleransi. Di pos ini masih terbilang aman, kami tidak terkena hukuman dan teriakan yang berarti. Lanjut ke pos dua suasana sedikit mencekam. Karena salah satu tujuan dari jurit malam ini adalah untuk menguatkan mental, maka dari itu kakak-kakak panitia benar-benar menguji mental kami dan bagaimana sikap kami saat menerima tekanan. Di pos dua adalah pos logika dan penalaran. Kami diajak untuk berfikir kritis di pos ini. Sama halnya dengan pos dua, di pos tiga yaitu tentang kepemimpinan mental kami  kembali diguncang terutama bagi ketua tim terkait keputusan-keputusan apa yang mereka ambil. Perjalanan dilanjutkan ke pos empat yang merupakan pos Organisasi dan Pasca Organisasi yang orang-orangnya adalah para alumni organisasi. Ada sekitar lima belas orang yang ada disana. Satu Tim yang telah dipisah, dipecah lagi menjadi tiga dan dua orang. Dimana tiap-tiap pemecahan tersebut diberikan materi tentang  pentingnya organisasi. Kami lanjut lagi hingga ke pos lima. Dan di pos ini merupakan pos yang paling berkesan bagi saya, dimana ketika cewek yang ada di kelompok saya diperintahkan untuk berbaring diatas lumpur. Salah satu anggota di di kelompok kami tersebut tidak terima dengan intruksi dari kakak panitia terhadap cewek-ceweknya. Dia membela habis-habisan, sampai saking belanya ia tidak diizinkan untuk ikut melanjutkan perjalanan alias ditinggal di pos lima. Ketua diharuskan memilih untuk melanjutkan perjalanan tanpa anggota tersebut atau satu kelompok tidak lulus. Sontak kami langsung syok. Bagaimana mungkin kami tega harus meninggalkan salah satu teman kami. Akhirnya dengan pertimbangan yang panjang, kami melanjutkan perjalanan tanpa “dia”. Hatiku rasa tersayat, mana jiwa kesetiakawanan sebagai suatu kelompok. Bahkan ada salah satu cewe dikelompok kami yang menangis tak tega.  Seperti kata Uchiha Obito orang yang gagal dalam tugas adalah sampah, namun orang yang meninggalkan temannya lebih buruk dari sampah. Tapi untungnya setelah kejadian itu kelompok kami bertambah solid. Aku percaya bahwa setiap masalah pasti ada hikmahnya.

Kami sampai di depan barak dan berbaris sambil menunggu kelompok lain datang. Setelah semua terkumpul, sekitar jam 02.00 AM kami melakukan renungan. Di momen seperti ini yang seharusnya momen yang sedih-sedihnya, tapi karena kantuk yang datang menghampiri, eaa, sepertinya saya ketiduran dan tidak mendengar apa yang dikatakan kakaknya. Hanya sebagian yang terdengar, sehinngga momen sedihnya kurang dapat. Jam 02.30 AM acara selesai untuk hari ini. Saat memasuki barak, aku langsung saja berbaring di atas matras dan tertidur.  

Teriakan-teriakan keras membangunkanku. Peserta lain mondar-mandir gelabakan. Aku bingung sedang apa mereka. Nyawa masih belum kembali seutuhnya, setelah sebentar duduk di matras dan mulai connect dengan keadaan, aku baru sadar ternyata kami dibangunkan oleh panitia untuk melakukan senam pagi. Kami diharuskan bergegas, langsung saja aku mengambil goodie bag, memasang helm safety dan slayer yang entah ada di mana, lalu langsung kelapangan. Yang lain sudah  berbaris rapi. Aku ikut nyampring dengan barisan kelompok Teuku Umar tercinta.

Senam dipimpin oleh seorang instruktur senam dari pihak TNI. Sekitar setengah jam senam, azan berkumandang. Kami diarahkan ke mushola untuk melaksanakan Shalat Subuh. Usai Shalat subuh makan lagi dan dilanjutkan dengan outbond. Ada dua macam jenis permainan tapi permainan yang pertama hanya dilakukan oleh peserta laki-lakinya dan peserta perempuannya hanya jadi supporter. Outbond selanjutnya semua gender diizinkan untuk ikut. Outbond yang sangat menara menurut saya, dimana harus terjun dari menara yang lumayan tinnggi menggunakan tali. Selesai outbond, kami makan lagi makan lagi. Kemudian ibadah lagi. Lalu bersih-bersih.  Setelah itu pulang ke Fakultas Teknik.

Setiap situasi buruk yang menimpa pasti ada sisi positifnya. Bahkan jam dinding yang rusak sekalipun akan menunjukkan waktu yang tepat selama dua kali sehari. Maka tetaplah berfikir positif dalam hidup. Allah Maha Tau apa yang terbaik buatmu.

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran Anda sangat kami butuhkan. Berkomentarlah dengan sopan dan tidak mengandung spam