Kamis, 02 Juli 2015

Doa Seorang Hamba yang Senantiasa Melipat Sepi di Bilik Jiwa Terbening (Karya Arther Panther Olii)

Tuhanku, dari-Mu-lah kehidupan bermula. Ketika napas yang Engkau beri kuiramakan bersama detak-detik, aku melafalkan syukur. Aku tak bisa mengukur berapa jarak ke Engkau untuk bisa kuhaturkan sebuah doa. Dalam sekian langkah, dalam sekian tapak, dalam sekian jejak, aku meradang. Aku linglung, Tuan. Sepenuhnya limbung melegakan pandang, melapangkan seru. Kucari-cari rumah-Mu, Tuhan, kucari-cari dengan rerupa bilangan. Aku tak menemu, aku diempaskan semu.


Tuhanku, oleh-Mu-lah pemaafan bertandang. Ketika kobaran amarahku hendak mencari labuhan neraka, aku melihat bayanganku sendiri. Menjejalkannya dengan kelurusan niat. Adalah aku dari segolongan hamba yang dipinggirkan kekuasaan, duniaku sepenuhnya adalah kelabu. Masa laluku pernah meriwayatkan kelaliman , masa kiniku pun mencatat kemungkaran. Aku bahkan tak memahami bisikan nurani. Apa nama sesungguhnya tanah tempat kuberlindung? Apa makna sesungguhnya semesta tempatku melarung?

Tuhanku, untuk-Mu-lah kehampaan bermuara. Ketika kian saja dipaksakan dogma-dogma, cahaya serta-merta menjadi koma. Menjadi pecahan kegelapan yang menyeruak hingga ke tepi mimpi. Betapa kacaunya kenyataan yang menjadi racauan mulut-mulut belut. Llicin dan berlendir sudah kata-kata yang mengudara. Bukan lagi semacam lagu, bukan pula selayaknya puisi.

Oh, Tuhan, kegamangan ini bergulir selaras air mata yang tergadaikan asinnya. Aku hanyalah seorang hamba-papa adanya. Aku sangat ingin menuju-Mu, Tuhan, menuju kemahaadilan-Mu, merasai dan mengaromai segenap cinta kasih yang Engkau jatuhkan di sela nasib dan takdir. Kau beri perbedaan, tapi mengapa dunia mengubahnya menjadi persangkaan yang hina nan biadab?

Tuhanku, hanya kepada Engkau-lah segalanya menemu akhir. Engkkau saksikan metimpangan hati dan jiwa tersakiti. Berkabarlah Tuhan bersama kelembutan fajar. Di sini, di apa pun nama cuaca yang membekapku, aku telah melihat sepi dalam bilik jiwa terbening. Ku hanya ingin hening, Tuhan dan kesejatian cahaya yang mengantar doaku dengan damai ke rumah-Mu.
.
Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran Anda sangat kami butuhkan. Berkomentarlah dengan sopan dan tidak mengandung spam