Senin, 13 Juli 2015

Puisi: Debuman Batu dan Reruntuhan Mata (Karya Ahmad Moehdor Al-Farisi)

Lelaki bersorban embun
Mengeja sungai
Mengeja batu
Mengeja ikan-ikan
Dari atas jembatan rantas ia menulis nama Tuhan
Dengan pensil tumpul tak berbatang berpengangan
Seperti batu tergantung di puncak bukit
menangis dan berdebum ke sungai keruh

Timbul-tenggelamnya arus mencekik masa lalu,
tertinggal di saku, wajah Tuhan, dan rumput di tepian
Tak berdaya melayani kelamin sungai
Adakah bola matanya mulai berjatuhan
Mengikuti jejak batu yang berdebum

Di dalam kekeruhan ia menjumpai pigura tak berwajah
Menggeliat mengiringi desah air
Persis desahan Tuhan di dalam kitab-Nya yang mengalir
Dari waktu ke waktu hanyalah debuman batu
Dan bola matanya yang runtuh.

Biodata Penulis
Ahmad Moehdor al-Farisi yang sering disapa Cak Ndor ini adalah ketua umum Jendela Sastra (2009 s.d. 2010), Divisi Dokumentasi KOSTRA (Komunitas Sanggar Sastra) UNIROW Tuban (2010 s.d. 2011), dan sekarang dipercaya menjadi presiden KOSTRA (2011 s.d. 2012). Meraih juara dan nominasi terbaik
Nusantara dalam berbagai sayembara. Beberapa bukunya yang sudah terbit antara lain: Jual Beli Bibir, Sehelai Waktu, Sebongkah Kertas dan Wajah Emak, Di Sebuah Surau Ada Mahar untukMu, Sepucuk Surat untuk Rasulullah, Fiksi Mini, Mimpi Kecil, dan Malam pun Menyetubuhiku.

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran Anda sangat kami butuhkan. Berkomentarlah dengan sopan dan tidak mengandung spam